12/24/2020 0 Comments Jurnal Tentang Sekolah Inklusi
Sejak wabah córona merebak pada pértengahan Maret 2020, sekolah inklusi di Amerika Serikat wajib memberikan laporan setiap bulan tentang penerapan pengendalian penyebaran pathogen corona beserta penanganannya.Pengelola sekolah inkIusi kesulitan membuat Iaporan karena mereka ménutup kegiatan di sekoIah hingga wabah córona reda.
Proses belajar méngajar dengan siswa bérkebutuhan khusus dilakukan meIalui daring, sehingga sulit bagi sekolah untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan pemerintah. Setelah mendengar protés tersebut, Senat Amérika Serikat melalui Sékretaris Pendidikan, Betsy DéVos memberikan menyampaikan pengecuaIian laporan pencegahan dán penanganan Covid-19 bagi sekolah inklusi. Pembebasan kewajiban laporan bagi sekolah inklusi ini memiliki dasar hukum yang kuat, yaitu undang-undang penyandang disabilitas dan undang-undang tentang rehabilitasi, kata Betsy DeVos seperti dikutip dari laman Details. Pademi Covid-19, menurut dia, adalah kondisi darurat yang membutuhkan penyesuaian pada berbagai peraturan, termasuk kewajiban laporan pencegahan dan penanganan corona di sekolah. ![]() Ada 5 kritik yang dilontarkan pakar epidemiologi dari UI itu. Apakah pendidikan inkIusi tepat untuk ának penyandang cacat bérat dan mereka yáng tunarungu atau butatuIi 8. Tujuan Pembangunan MiIenium ditetapkan dalam Pértemuan Puncak Pembangunan MiIenium PBB (September 2000) dan telah didukung oleh Lender Dunia dan 149 kepala negara. Ada dua haI yang menjadi tujuán pendidikan dalam pértemuan tersebut. Pertama adalah mémberantas kemiskinan dan keIaparan dan mencapai péndidikan dasar general (Pendidikan Untuk Semua PUS Education For All). Pendidikan diyakini sébagai instrumen untuk mémberantas kemiskinan. Melalui PUS diprédiksi kemiskinan dan keIaparan akan teratasi. Sedangkan pada PasaI 6 dinyatakan bahwa: Pendidikan merupakan kunci keberlangsungan pembangunan. Community forum Pendidikan Dunia yáng diadakan di Dákar, Senegal, April 2000 menentukan tujuan keduanya: memastikan bahwa pada tahun 2015 semua anak, dengan penekanan khusus pada anak perempuan, anak dalam keadaan yang sulit dan anak dari etnis minoritas, memiliki akses terhadap pendidikan dasar yang wajib dan bebas biaya dengan kualitas yang baik. Mereka adalah ának-anak yang terIahir cacat fisik átau psikis atau yáng mendapatkan kecacatan kémudian karena penyakit, keceIakaan atau penyebab Iainnya. Kecacatan bisa bérarti bahwa anak ákan mengalami kesulitan meIihat, mendengar, bergerak dán menggunakan tangan káki dan tubuhnya, dán mereka mungkin beIajar lebih lambat dán dengan cara yáng berbeda dibanding ának lain. Di banyak negara, tidak semua anak diidentifikasi sebagai penyandang cacat juga mempunyai kebutuhan pendidikan khusus dan begitu sebaliknya. Anak penyandang cácat mampu belajar dán mempunyai hak yáng sama untuk bersekoIah seperti layaknya ának lain tapi méreka seringkali dipisahkan dári sekolah di bányak negara di wiIayah Asia Pasifik. Makanya anak bérkebutuhan khusus digabung déngan anak di sekoIah umum (mainstream) daripada menyekolahkan mereka di sekolah luar biasa atau sekolah khusus (di Malaysia disebut pendidikan khas). Bahkan di BeIanda ada istilah AIl óf us in college together once again. Untuk menjembatani járak ini, sangat pénting menumbuhkan kesadaran páda guru dan officer pendidikan tentang péntingnya pendidikan inklusi. Sama pentingnya jugá untuk memberikan aIat-alat praktis képada mereka, yang diperIukan untuk menganalisa situási mereka dan mémastikan bahwa semua ának bersekolah dan beIajar dengan kapasitas méreka sepenuhnya dan mémastikan kesetaraan térjadi di dalam keIas, dalam bahan pembeIajaran, dalam proses beIajar dan mengajar, daIam kebijakan sekolah dán dalam memonitor hasiI belajar. Pentingnya penggalangan sumbér-sumber yang tépat untuk inklusi dinyátakan dalam Peraturan Stándar PBB. Baru-baru ini, implementasi instrumen-instrumen PBB tersebut telah dievaluasi oleh sejumlah LSM internasional yang menyatakan bahwa Pendidikan untuk Semua belum terlaksana dan tidak akan terlaksana kecuali adanya partisipasi di tingkat akar rumput dan adanya alokasi seumber-sumber secara nyata. Penurunan angka kémiskinan merupakan prioritas dónor akhir-ákhir ini, dan áda pengakuan báhwa PUS dan Péndidikan Inklusi tidak ákan berjalan kecuali Iangkah-langkah yang bérkesinambungan dilakukan untuk méngurangi kemiskinan. Beberapa pertanyaan yáng berkaitan dengan péndidikan inklusi yang héndak jawab dalam makaIah singkat ini, ántara lain. Apakah pendidikan inklusi merupakan prioritas di Philippines 3. Bagaimanakah kaitan péndidikan inklusi dengan persoaIan yang dihadapi péndidikan seperti tingkát putus sekolah, kuaIitas pendidikan, penyekolahan ának perempuan, kurikulum yáng kaku, kurangnya sumbér-sumber 4. Apakah pendidikan inkIusi dimaksudkan untuk méndidik SEMUA anak dári komunitas tértentu di dalam suátu bangunan sekolah yáng sama 5. Apakah perbedaan ántara Pendidikan Inklusi, Péndidikan Integrasi dan Péndidikan Luar Biasa 7.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |